Kamis, 29 Januari 2015

Batubara di Masa Depan

Pada masa mendatang, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat; tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (domestik), tetapi juga untuk memenuhi permintaan luar negeri (ekspor). Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih melimpah, di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang selama ini berbahan bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
Produksi batubara nasional terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun 1992 tercatat sebesar 22,951 juta ton, naik menjadi 151,594 juta ton pada tahun 2005, atau naik ratarata 15,68 % per tahun. Jika diasumsikan proyeksi untuk tahun-tahun mendatang mengikuti kecenderungan (trend) tersebut di atas, maka kondisi pada tahun 2025, produksi akan meningkat menjadi sekitar 628 juta ton.
Dari sisi konsumsi, hingga saat ini segmen pasar batubara di dalam negeri meliputi PLTU, industri semen, industri menengah hingga industri kecil dan rumahtangga. Dalam kurun waktu 1998-2005, konsumsi batubara di dalam negeri berkembang 13,29%. Kondisi saat ini (2005) konsumsi batubara 35,342 juta ton, di antaranya, 71,11% dikonsumsi PLTU, 16,84% dikonsumsi industri semen, dan 6,43% dikonsimsi industri kertas. Dari karakteristik tersebut dan adanya rencana pemanfaatan batubara melalui pengembangan teknologi UBC, gasifikasi, dan pencairan, maka diproyeksikan pada tahun 2025 kebutuhan batubara dalam negeri akan mencapai sekitar 191,130 juta ton. Sedangkan dari trend ekspor batubara yang peningkatannya sangat signifikan sekitar 16,00% pertahun, maka pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai 438 juta ton.
Dengan banyak berdirinya perusahaan-perusahaan batubara di Indonesia kini dapat mengoptimalkan proses produksi dan distribusi sumber daya alam batubara. Sebut saja PT. Gate Hope Indonesia, perusahaan di bawah pimpinan Pak Suryanto ini adalah perusahaan bergerak di bidang batubara, dan perusahaan ini telah beroperasi sejak 2011.
Karena semakin meningkatnya kebutuhan batubara dimasa yang akan datang, maka diharapkan perusahaan yang disebut juga PT. GHI ini mampu terus bertahan dan bahkan meningkatkan layanannya. Karena seperti diketahui tahun 2025, jumlah rencana produksi sebesar 318 miliar ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 214 miliar ton dan untuk memenuhi permintaan luar negeri sebesar 104 miliar ton.
Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/batubara-di-masa-depan/

Pengenalan Batubara

Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaanya melimpah di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Geologi, Kementerian ESDM tahun 2009, total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia mencapai 104.940 Milyar Ton dengan total cadangan sebesar 21.13 Milyar Ton.
Indonesia memang kaya akan sumber daya alamnya termasuk sumber daya batubara. Terlihat dari banyaknya perusahaan batubara yang bertebaran diseluruh Indonesia. Sebagai contoh yaitu PT. Gate Hope Indonesia, perusahaan ini terjun di bidang batubara khususnya untuk distribusi dari produsen ke konsumen. PT. GHI di bawah pimpinan Pak Suryanto berdiri sejak 2011 dan telah beroperasi beberapa tahun lalu.
Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara.
Selain tumbuhan yang ditemukan bermacam-macam, tingkat kematangan juga bervariasi, karena dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lokal. Kondisi lokal ini biasanya kandungan oksigen, tingkat keasaman, dan kehadiran mikroba. Pada  umumnya sisa-sisa tanaman tersebut dapat berupa pepohonan, ganggang, lumut, bunga, serta tumbuhan yang biasa hidup di rawa-rawa. Ditemukannya jenis flora yang terdapat pada sebuah lapisan batubara tergantung pada kondisi iklim setempat. Dalam suatu cebakan yang sama, sifat-sifat analitik yang ditemukan dapat berbeda, selain karena tumbuhan asalnya yang mungkin berbeda, juga karena banyaknya reaksi kimia yang mempengaruhi kematangan suatu batubara.
Secara umum, setelah sisa tanaman tersebut terkumpul dalam suatu kondisi tertentu yang mendukung (banyak air), pembentukan dari peat (gambut) umumnya terjadi. Dalam hal ini peat tidak dimasukkan sebagai golongan batubara, namun terbentuknya peat merupakan tahap awal dari terbentuknya batubara. Proses pembentukan batubara sendiri secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dari sisa-sisa tumbuhan yang ada, mulai dari pembentukan peat (peatifikasi) kemudian lignit dan menjadi berbagai macam tingkat batubara, disebut juga sebagai proses coalifikasi, yang kemudian berubah menjadi antrasit. Pembentukan batubara ini sangat menentukan kualitas batubara, dimana proses yang berlangsung selain melibatkan metamorfosis dari sisa tumbuhan, juga tergantung pada keadaan pada waktu geologi tersebut dan kondisi lokal seperti iklim dan tekanan. Jadi pembentukan batubara berlangsung dengan penimbunan akumulasi dari sisa tumbuhan yang mengakibatkan perubahan seperti pengayaan unsur karbon, alterasi, pengurangan kandungan air, dalam tahap awal pengaruh dari mikroorganisme juga memegang peranan yang sangat penting.
Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/pengenalan-batu-bara/

Selasa, 16 Desember 2014

10 Tambang Batubara Terbesar Di Dunia



Tiga dari 10 tambang batu bara berdasarkan cadangan terbesar di dunia terletak di Powder River Basin, Wyoming, AS, sementara Cina dan Australia masing-masing punya dua yang terbesar.

1. North Antelope Rochelle, AS
Cadangan: 2.3 miliar ton
Tambang batubara North Antelope Rochelle di Powder River Basin, Wyoming, AS, saat ini merupakan tambang batu bara terbesar di dunia berdasarkan cadangan. Tambang ini diperkirakan mengandung lebih dari 2,3 miliar ton batubara recoverable pada Desember 2012.
Tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh Peabody Energy . Tambang ini merupakan tambang terbuka dengan deposit batubara sedimen yang ditambang di tiga pit. Tambang ini terdiri dari dua tambang yaitu, North Antelope, yang dibuka pada tahun 1983, dan Rochelle, yang mulai produksi pada tahun 1985. Dua tambang ini digabungkan dalam satu operasi tunggal pada tahun 1999.
North Antelope Rochelle memproduksi 107.7 juta ton batubara termal pada 2012, pada 2011 produksinya 109.1 juta ton. Tambang ini diyakini menghasilkan batubara terbersih di AS, kualitas batubara rata-rata 8.800 Btu / lb dan kandungan sulfur serendah 0,2 %.
2. Haerwusu, China
Cadangan: 1.7 miliar ton

Tambang batubara Haerwusu di Daerah Otonomi Mongolia Cina ada di peringkat kedua tambang batu bara terbesar di dunia. Tambang dengan perkiraan cadangan batubara recoverable sebesar 1,7 miliar ton, juga merupakan tambang batubara terbuka terbesar di Cina.
Tambang ini memiliki luas 67 km² di tengah Zhungeer Coalfield dan dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan negara Shenhua Group. Biaya pengembangan tambang adalah sekitar $1,1 miliar. Produksi batubara pertama terjadi pada Oktober 2008.
Produksi tahunan tambang diperkirakan 20 juta ton Raw Coal. Umur cadangan lebih dari 75 tahun.
3. Hei Dai Gou, Cina
Cadangan: 1.5 miliar ton

Tambang Hei Dai Gou atau Heidaigou, sebuah tambang batubara terbuka, juga terletak di tengah Zhungeer di Wilayah Otonomi Inner Mongolia China , adalah tambang batu bara terbesar berdasarkan cadangan di peringkat ke tiga. Diperkirakan mengandung 1,5 miliar ton cadangan batubara recoverable.
Tambang ini terletak di 150 km barat daya kota Ordos dan memiliki wilayah rencana pertambangan yang meliputi 42km². Shenhua Group adalah pemilik dan operator tambang.
Hei Dai Gou telah diproduksi sejak tahun 1999 dan merupakan tambang batubara China pertama yang menggunakan AC Powered Walking Dragline. Tambang ini menghasilkan sulfur rendah dan batubara fosfor rendah. Produksi batubara mentah tahunan tambang adalah 31 juta ton.
4. Moatize, Mozambik
Cadangan: 1.498 miliar ton

Tambang batubara Moatize terletak di Provinsi Tete Mozambik saat ini merupakan terbesar keempat di dunia. Perkiraan cadangan batubara pada tanggal 2012 adalah sebesar 1,498.8 juta ton (300.4 juta ton teruji dan 1,198.4 juta ton kemungkinan) .
Operator Moatize adalah perusahaan pertambangan Brasil, Vale yang memegang 95% kepemilikan di tambang. Moatize adalah proyek Greenfield pertama Vale di Afrika. Konsesi untuk membangun dan mengoperasikan tambang tersebut diberikan pada tahun 2006. Tambang batubara terbuka mulai beroperasi pada bulan Juli 2011.
Kapasitas produksi tahunan Moatize adalah 11 juta ton batubara, termasuk batubara metalurgi 8.5 juta ton dan 2.5 juta ton batubara termal. Produksi penuh diharapkan bisa tercapai pada tahun 2015.

5. Black Thunder, AS
Cadangan: 1.466 miliar ton

Tambang batubara Black Thunder di Powder River Basin, Wyoming, AS, adalah tambang batu bara terbesar kelima berdasarkan cadangan. Penyebaran tambang terbuka di area seluas 35,700 hektar diperkirakan mengandung 1,466.1 juta ton cadangan batu bara recoverable pada Desember 2012. Tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh Arch Coal.
Kompleks pertambangan terbuka terdiri dari tujuh daerah pit aktif dan tiga fasilitas loadout. Batubara mentah yang dihasilkan secara langsung dikirim melalui Burlington Northern-Santa Fe dan rel kereta Union Pacific.
Black Thunder menghasilkan 92.9 juta ton batubara mentah pada tahun 2012 , dan 104.9 juta ton tahun 2011. Tingkat produksi saat ini diperkirakan akan dipertahankan setidaknya sampai 2021.

6. Peak Downs, Australia
Cadangan: 1.063 miliar ton

Tambang batu bara Peak Downs terletak di Bowen Basin, Central Queensland Australia, menempati urutan ke enam sebagai tambang batu bara terbesar di dunia. Tambang ini diperkirakan memiliki cadangan batubara recoverable sebesar 1.063 juta ton pada Juni 2013.
Peak Downs adalah salah satu dari tujuh tambang Bowen Basin yang dimiliki dan dioperasikan oleh BHP Billiton Mitsubishi Alliance (BMA). Tambang ini adalah tambang open-cut yang menggunakan dragline dan armada truck/shovel untuk pengupasan overburden. Tambang ini mulai berproduksi tahun 1972.
Menghasilkan lebih dari 9 juta ton batubara metalurgi pada 30 Juni 2013 . Output batubara tambang dikirim melalui kereta api ke Hay Point Coal Terminal dekat Mackay , untuk pengapalan.

7. Mt Arthur, Australia
Cadangan: 1.049 miliar ton

Tambang Mt Arthur yang terletak di wilayah Hunter Valley, New South Wales, Australia, adalah tambang batubara terbesar ke tujuh berdasarkan cadangan. Cadangan batubara recoverable di Mt Arthur per Juni 2013 adalah 1,049 juta ton (585 juta ton terbukti dan 464 juta ton kemungkinan).
Tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh BHP Billiton. Operasi penambangan terdiri dari dua daerah penambangan terbuka, yaitu Open Cut Utara dan Open Cut Selatan. Lebih dari 20 lapisan batubara yang ditambang di Mt Arthur. Operasi pertambangan dimulai pada tahun 1968.
Tambang ini menghasilkan batubara termal untuk pelanggan lokal dan internasional di sektor energi. Produksi batubara tahunan adalah sekitar 16 juta ton. Umur cadangan diperkirakan tambang adalah 40 tahun.

8. Coballo, AS
Cadangan: 852 juta ton

Tambang batubara Coballo yang terletak sekitar 20 km sebelah timur daya dari Gillette di Powder River Basin, Wyoming, AS, ada pada peringkat ke delapan sebagai tambang batu bara terbesar di dunia. Perkiraan cadangan batubara di Coballo pada tanggal 2012 tercatat di 852 juta ton.
Tambang ini dimiliki dan dioperasikan oleh Peabody Energy dan telah di produksi sejak tahun 1978. Operasi penambangan secara tambang terbuka dan ekstraksi batubara dari dua lapisan, yaitu Smith dan Wyodak - Anderson.
Tambang ini menghasilkan 16.9 juta ton batubara thermal pada tahun 2012 dan 24.1 juta ton pada tahun 2011. Output batubara diangkut ke utilitas berbasis batu bara di Amerika Serikat tengah melalui BNSF Railway dan Union Pacific Railroad.

9. Raspadskaya, Rusia
Cadangan: 782 juta ton

Tambang Raspadskaya di wilayah Kemerovo, Rusia adalah tambang batubara terbesar di Rusia dan kesembilan terbesar di dunia. Cadangan batubara Raspadskaya diperkirakan pada 782 juta ton.
Operasi penambangan Raspadskaya terdiri dari dua tambang bawah tanah, yaitu Raspadskaya dan MUK - 96, dan satu tambang terbuka disebut Razrez Raspadsky. Perusahaan Batubara Raspadskaya adalah pemilik dan operator tambang.
Produksi di Raspadskaya dimulai pada akhir tahun 1970. Tambang ini menghasilkan 100% batubara kokas. Produksi mencapai 13.6 juta ton pada tahun 2007, termasuk 8.9 juta ton yang diproduksi dari tambang bawah tanah Raspadskaya, yang merupakan tambang bawah tanah terbesar di Rusia .

10. Cerrejon, Kolombia
Cadangan: 754 juta ton

Tambang batubara Cerrejon terletak di Semenanjung Guajira, Kolombia adalah tambang batu bara terbesar ke sepuluh berdasarkan cadangan. Tambang ini diperkirakan mengandung 754 juta ton cadangan batubara recoverable (661 juta ton terbukti, kemungkinan 93.2 juta ton) pada Juni 2013.
Secara independen tambang ini dioperasikan dan dimiliki oleh perusahaan patungan antara Anglo American, BHP Billiton dan Glencore Xstrata, masing-masing memegang saham 33,3 %. Merupakan tambang terbuka dan telah berproduksi sejak 1985.
Cerrejon saat ini memproduksi 32 juta ton batubara thermal per tahun. Sebuah proyek perluasan bernama P40 sudah berlangsung sejak 2011 untuk meningkatkan produksi tahunan tambang menjadi 40 juta ton pada tahun 2014.
 Sumber :

http://www.kaskus.co.id/thread/526fc4fbf9ca17296c000009/10-tambang-batubara-terbesar-di-dunia

Indonesia Sebagai Negara Pengekspor Batubara

Indonesia saat ini tercatat sebagai negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Sekitar 80% batubara yang dikeruk dari perut bumi dikirimkan ke sejumlah negara lain seperti China, India, Jepang dan Eropa.
Ekspor batubara yang tinggi disebabkan penyerapan batubara di pasar domestik masih sangat rendah. Sebutlah, dari 400 juta ton batubara yang diproduksi, kebutuhan domestik hanya 65 juta ton. Alhasil, meski hanya menempati posisi produksi batubara terbesar ketiga, RI mampu menyandang gelar negara pengekspor batubara nomor wahid di dunia.
Seperti supermarket, semua jenis batubara dari kualitas rendah sampai tinggi ada di Indonesia. Posisi Indonesia yang strategis juga membuat pembeli lebih senang membeli batubara dari Indonesia karena ongkos kirim lebih murah.
Di dunia ini hanya ada 5-6 negara yang memproduksi batubara. Pertama terbesar adalah China sebesar 3,6 miliar ton, tapi semuanya dipakai di dalam negeri karena memang besar sekali kebutuhannya.
Di posisi kedua, Amerika Serikat produksi sekitar 800 juta-1 miliar ton. Produksinya kebanyakan dipakai di dalam negeri, hanya sedikit yang di ekspor. Ketiga Indonesia dengan tingkat produksi 400 juta ton, namun produksinya kebanyakan diekspor.
Dengan demikian Indonesia bisa dikatakan terbesar namun dalam hal ekspornya bukan produksinya, terbesar terutama untuk thermal coal. Sementara Australia juga terbesar, namun dalam hal cooking coal. Indonesia sebagai negara pengekspor batubara terbesar tentu saja melibatkan perusahaan-perusahaan yang sudah terbiasa dan sesuai di bidangnya, adapun salah satu perusahaan yang berkecimpung dalam ekspor batubara ini adalah PT. Gate Hope Indonesia yang dipimpin Pak Suryanto, dan perusahaan yang sering disingkat PT. GHI sudah berjalan sejak tahun 2011.

Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/indonesia-sebagai-negara-pengekspor-batubara/

Manfaat Batubara

Apa di dunia ini yang tidak berguna? Semua ciptaan Tuhan tentu ada manfaat masing-masing bagi kita semua. Berikut 5 manfaat batubara diantaranya, yaitu:
1. Pembangkit Listrik
Saat ini, batubara terutama digunakan dalam pembangkit listrik tenaga batubara untuk menghasilkan listrik yang handal dan murah.
Di Amerika Serikat, sekitar 50% listrik dihasilkan dari batubara. Lignit dan bituminous sebagian besar digunakan untuk tujuan ini.
Dalam pembangkit listrik tenaga batu bara, bahan bakar fosil ini pertama dihancurkan dan kemudian dibakar untuk memanaskan air.
Air yang dipanaskan kemudian berubah menjadi uap yang digunakan untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
2. Pemanas Ruangan
Batubara antrasit lazim digunakan untuk pemanas ruangan hunian dan komersial karena dianggap sebagai bahan bakar pemanas yang baik.
3. Industri Baja
Batubara bituminous digunakan untuk membuat kokas yang terutama digunakan dalam industri baja.
Kokas pada dasarnya adalah residu batubara yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor.
Kokas digunakan dalam peleburan bijih besi pada tungku sembur untuk menghasilkan pig iron. Pig iron lebih lanjut digunakan untuk memproduksi baja.
Untuk memproduksi kokas, batubara bituminous dipanaskan dalam kondisi yang terkendali dengan tidak adanya udara pada suhu setinggi 1.000 °C.
Batubara bituminous yang memiliki kadar sulfur rendah biasanya digunakan untuk memproduksi kokas.
4. Tar Batubara
Coal tar (tar batubara) adalah residu tebal dan berwarna hitam yang diperoleh selama distilasi batubara.
Coal tar memiliki berbagai aplikasi di sektor industri, mulai dari sebagai insulator bangunan, membuat bangunan tahan air, hingga produksi berbagai macam produk, yang meliputi: Tekstil, Cat, Sabun, Sampo, Plastik, Parfum, Pewarna, Kapur barus. Untuk sabun dan sampo, kandungan tar batubara berguna untuk mengatasi berbagai masalah seperti ketombe, luka kulit, dan psoriasis.
5. Molding Sand
Batubara bituminous merupakan komponen dari molding sand (cetakan pasir) yang terutama digunakan membuat cetakan untuk pengecoran logam.
Untuk membuat cetakan pasir, pasir (silika atau olivin) dicampur dengan campuran tanah liat dan air, batubara bituminous (pada rasio kurang dari 5%), serta beberapa zat lainnya.
Ketika logam cair dituangkan ke dalam cetakan, batubara terbakar pada kecepatan lambat dan melepaskan gas, hingga dengan demikian mencegah logam menembus pori-pori pasir.
Mengingat banyaknya manfaat batubara khususnya bagi dunia industri membuat salah seorang pengusaha Indonesia yaitu Pak Suryanto tergerak untuk turut berpartisipasi, maka jadilah PT. Gate Hope Indonesia atau sering disebut PT. GHI menjadi salah satu perusahaan pelaku perdagangan dan penambangan batubara.

Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/manfaat-batubara/

Konsumsi Batubara

Batubara memainkan peran yang penting dalam membangkitkan tenaga listrik dan peran tersebut terus berlangsung. Saat ini batubara menjadi bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39% dan proporsi ini diharapkan untuk tetap berada pada tingkat demikian selama 30 tahun ke depan.
Konsumsi batubara ketel uap diproyeksikan untuk tumbuh sebesar 1,5% per tahun dalam jangka waktu 2002-2030. Batubara muda, yang juga dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik, akan tumbuh sebesar 1% per tahun. Kebutuhan batubara kokas dalam industri besi dan baja diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0,9% per tahun selama jangka waktu tersebut.
Pasar batubara yang terbesar adalah Asia, yang saat ini mengkonsumsi 54% dari konsumsi batubara dunia – walaupun Cina akan memasok batubara dalam proporsi yang besar. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya energi alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka dan oleh karena itu mereka harus mengimpor energi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya Jepang, Cina Taipei dan Korea, mengimpor batubara ketel uap untuk membangkitkan listrik dan batubara kokas untuk produksi baja dalam jumlah yang besar.
Bukan hanya kekurangan pasokan batubara setempat yang membuat negara-negara mengimpor batubara, tapi demi untuk memperoleh batubara dengan jenis tertentu. Contohnya penghasil batubara terbesar seperti Cina, AS dan India, juga mengimpor batubara karena alasan mutu dan logistik. Batubara akan terus memainkan peran penting dalam campuran energi dunia, dengan kebutuhan di wilayah tertentu yang diperkirakan akan tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan pasar batubara ketel; uap dan batubara kokas akan sangat kuat di negara-negara berkembang di Asia, dimana kebutuhan akan listrik dan akan baja dalam konstruksi, produksi mobil dan kebutuhan akan peralatan rumah tangga akan meningkat sejalan dengan bertambahnya penghasilan.
Mengingat konsumsi batubara tetap stabil maka Indonesia berusaha mengimbangi hal ini demi mendapatkan devisa dan kemajuan perusahaan yang berpartisipasi dalam bidang ini. Adapun salah satu perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pengadaan batubara adalah PT. GHI di bawah pimpinan Pak Suryanto.

Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/konsumsi-batubara/

Kamis, 11 Desember 2014

Perdagangan Batubara

Batubara diperdagangkan di seluruh dunia, dimana batubara diangkut dengan menggunakan kapal untuk pasar-pasar dengan jarak yang jauh.
Selama lebih dari 20 tahun, perdagangan batubara ketel uap melalui jalur laut mengalami kenaikan ratarata sebesar 8% setiap tahunnya, sementara perdagangan batubara kokas melalui jalur laut mengalami kenaikan sebesar 2% per tahun. Di tahun 2003, keseluruhan perdagangan batubara internasional mencapai 718 Jt; sementara hal ini merupakan jumlah batubara yang besar namun jumlah tersebut hanyalah 18% dari jumlah keseluruhan dari batubara yang dikonsumsi.
Biaya pengangkutan memberikan bagian yang besar dari harga penyerahan batubara keseluruhan, oleh karena itu perdagangan internasional batubara ketel uap secara efektif dibagi menjadi dua pasar regional – Atlantik dan Pasifik. Pasar Atlantik ditujukan untuk negara-negara pengekspor batubara di Eropa Barat, terutama Inggris, Jerman dan Spanyol. Pasar Pasifik terdiri dari negara-negara berkembang dan pengimpor di Asia dan negara-negara di ASIA yang tergabung dalam OECD, terutama Jepang, Korea dan Cina Taipei. Pasar Pasifik saat ini mencakup sekitar 60% perdagangan batubara ketel uap dunia. Pasarbatubara cenderung untuk tumpang tindih pada saat harga batubara tinggi sementara pasokan menumpuk. Afrika Selatan merupakan titik antara alami dari kedua pasar tersebut. Indonesia sendiri sebagai salah satu negara pengekspor batubara dan terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang batubara seperti PT. Gate Hope Indonesia yang dipimpin Suryanto salah satunya, sebagai bentuk bahwa di Indonesia juga batubara adalah sumber daya yang sangat penting.
Australia adalah pengekspor batubara terbesar di dunia; mengekspor lebih dari 207 Jt antrasit di tahun 2003, dari jumlah total produksinya sebesar 274 Jt. Batubara adalah salah satu dari komiditas ekspor Australia yang paling bernilai. Walaupun hampir tiga perempat ekspor batubara Australia di lempar ke pasar Asia, batubara Australia digunakan di seluruh dunia, termasuk Eropa, Amerika dan Afrika. Perdagangan internasional batubara kokas terbatas. Australia juga merupakan pemasok batubara kokas terbesar, dengan jumlah ekspor dunia sebesar 51%. AS dan Kanada merupakan pengekspor yang penting dan Cina mulai menjadi pemasok penting. Harga batubara kokas lebih tinggi daripada batubara ketel uap, yang berarti Australia mampu untuk memperoleh tarif franco yang tinggi dalam mengekpor batubara kokas ke seluruh dunia.

Sumber : http://gatehopeindonesia.com/blog/2014/12/perdagangan-batubara/